Komisi III Tinjau Lokasi Kejadian Yang Merenggut Nyawa Angraini
BALIKBUKIT – Pasca ambruknya dinding pagar SDN 1 Bumiagu ng, Kecamatan Belalau pada Rabu (4/3) sekitar pukul 10.30 WIB, mendapat perhatian dari anggota komisi III yang membidangi Dinas Pendidikan (Disdik).
Mengetahui musibah yang dialami siswi Angraini binti Irsan (7) hingga meninggal dunia akibat tertimpa runtuhan dinding pagar di sekolah beberapa waktu lalu, ketua komisi III SW. Sundari, hari ini Rabu, (18/3) tinjau lokasi peristiwa tersebut dengan di damping anggota lainya.
Yakni, Syukur, A.Ma wakil ketua komisi III, Sekertaris Rizani Bina Putra, Suryadi, S.Sos, Selamat, SE., Parosil Mabsus, S.Pd., Dadin Ahmadin, Saiful Abadi, Aminatul Zuhro.
”Kami sudah turun langsung melakukan peninjauan ke lokasi, dan ternyata benar tembok pagar di sekolah itu rubuh akibat bagian bawah pagar sudah rapuh. Kami turut berduka atas musibah yang menimpa salah seorang siswi itu,” ucap Suryadi.
Disinggung saat sedang meninjau keadaan ambruknya pagar sekolah tersebut apakah Disdik akan melakukan pembangunan tembok baru di sekolah itu, Suryadi mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi dan koordinasi lebih dulu dengan pihak Disdik.
Sebab, kata dia, untuk pembangunan pagar tembok yang rubuh di SDN 1 Bumiagung itu harus dianggarkan melalui APBD.
“Kita akan lihat dulu, jika layak maka tembok yang rubuh itu akan kita perbaiki. Untuk sekarang saya belum bisa memastikan apakah perbaikan pagar tersebut akan dilakukan tahun ini atau tahun depan, karena pos khusus anggaran untuk pembangunan tembok sekolah tidak ada,” ujarnya.
Lanjut dia, ada beberapa masyarakat yang mengatakan pada dia, Suryadi, tembok di sekolah itu merupakan bangunan pasca gempa tahun 1994 sehingga sangat wajar jika kondisinya sudah rapuh. “Itu (Pagar, Red) dibangun pasca gempa dulu, jadi sebagian sudah ada yang keropos dan perlu dilakukan perbaikan,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, nasib malang dialami Angraini binti Irsan (7), warga Pemangku Kedamaian, Pekon Bumiagung, Kecamatan Belalau, meninggal dunia akibat tertimpa dinding pagar SDN 1 Bumiagung yang ambruk pada Rabu (4/3) sekitar pukul 10.30.
Sekertaris komisi III juga meanggapi hal tersebut, bahwa dari keterangan yang dihimpun dari dewan guru di sekolah tersebut, saat bel pulang sekolah sekitar pukul 10.00, korban tidak langsung pulang melainkan masih bermain di sekitaran pagar sekolah tepatnya di belakang perumahan dewan guru.
Tak lama kemudian para guru yang masih berada di sekolah itu dan warga sekitar sekolah mendengar suara pagar ambruk. Saat para guru menuju sumber suara, ditemukan korban berada di bawah runtuhan beton pagar sekolahan itu.
“Itu informasi yang kami peroleh baik dari warga maupun pihak sekolah saat kami turun ke lokasi kejadian. Dan keterangan yang kami dapat itu dimungkinkan benar karena saat ditemukan tempat lokasi masih ada bekas terjadi pasca tertimpanya Anggraini,” terangnya.
Pihaknya selaku anggota legislatif turut berduka cita atas kejadian yang menimpa Angraini dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Sementara Kepala SDN 1 Bumiagung, Samsul Abidin mengatakan bahwa diperkirakan korban tertimpa dinding pagar karena sedang bermain di atas tiang pagar beton setinggi 120 centimeter (cm) dan lebar 60 cm. Sementara kondisi bangunan tersebut memang sudah rapuh.
“Mungkin beban bandan korban yang memicu ambruknya pagar hingga menimpanya. Korban sempat kami larikan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Kenali, tapi sayang nyawanya tidak tertolong karena mengalami luka parah di bagian kepala,” kata dia.
Terus Samsul, kalau melihat dari usia bangunan pagar dan tidak pernah mendapat perbaikan dari pihak terkait sejak pembangunan pasca gempa bumi 1994 silam, kondisinya memang sudah menghawatirkan.
“Saya harap Disdik bisa langsung memperbaiki tembok pagar sekolah ini, jika dibiarkan saja takutnya nanti bisa terjadi hal tidak diinginkan seperti beberapa waktu lalu.,” tutupnya.